InternasionalTPT

WARTA DUNIA Edisi 30

BULETIN TEKSTIL.COM/ Jakarta

UNI  EROPA

Peningkatan tajam impor pakaian jadi Uni Eropa sebesar 36,6% membuat defisitnya perdagangan TPT di wilayah ini, terutama disebabkan meningkatnya ekspor dari China dan Bangladesh yang masuk ke Uni Eropa. Pada tahun 2022 perdagangan TPT Uni Eropa sebesar US$215 milyar, dengan defisit sebesar US$70 miliar yang meningkat sebesar 48% dibanding dengan tahun sebelumnya. Euratex memperihatinkan besarnya peningkatan  defisit ini.

Statistik Ekspor dan Impor TPT Uni Eropa Tahun 2021 dan 2022

 

Ekspor TPT Uni Eropa dalam nilai meningkat sebesar 13%, sedangkan realisasi volume ekspor menurun 7%. Hal ini dijelaskan sebagai akibat peningkatan inflasi yang tinggi dibanding tahun lalu yang disebabkan oleh kenaikan harga energi dan pengketatan kebijakan perbankan. Pada gilirannya kondisi ini meningkatkan ketidak pastian bagi konsumen dan pada akhirnya menurunkan permintaan konsumen serta mempengaruhi rantai nilai perdagangan TPT.

Direktur Jenderal Euratex menyatakan bahwa laporan ini menunjukkan bahwa TPT merupakan salah satu sektor ekonomi Eropa yang paling mengglobal, karenanya segala aspek global penting untuk dipertimbangkan dalam merancang kebijakan Uni Eropa dalam sektor TPT, kesalahan dalam menetapkan kebijakan ini akan berdampak buruk bagi daya saing global industri TPT Uni Eropa.

Kedepannya perlu langkah serius dalam upaya menstabilkan inflasi, memulihkan kepercayaan konsumen dan memberikan kesetaraan bagi semua operator industri TPT, bila ini berhasil diwujudkan maka industri TPT Uni Eropa bisa berjaya dan memberi lapangan pekerjaan yang terbaik bagi 1,3 juta pekerja industri TPT.

Euratex menganggap perlu ada penyeimbangan kembali hubungan dagang UE dengan seluruh dunia, ini bisa dilakukan mengingat kelebihan Uni Eropa dalam hal produksi pakaian jadi fashion kelas atas dan keunggulan technical textile mereka. Perlu adanya dukungan dalam aktifitas pasar di negara-negara tujuan ekspor yang sudah mapan maupun di negara-negara berkembang, misalnya dalam negosiasi FTA dengan India yang sedang berlangsung,  harus dipastikan agar dapat meningkatkan akses pasar TPT Uni Eropa ke India dan berlakunya persaingan dagang yang adil dengan  perusahaan-perusahaan lokal India. (Euratex)

ASIA  PASIFIK

Penjualan pakaian bekas atau yang dikenal sebagai apparel resale akan meningkat dengan cepat diwilayah Asia Pasifik. GlobalData menyatakan bahwa penjualan pakaian bekas   mencapai nilai US$182,4 miliar pada tahun 2022 dan akan tumbuh dengan CAGR lebih 16% dalam rentang waktu tahun 2022 sampai tahun 2026.

Dengan pola pikir menggunakan pakaian yang selaras dengan sustainability maka para konsumen akan meningkatkan pembelian pakaian bekas. Banyak juga warga yang berpikir bahwa dari pada membuang pakaian bekas yang pada akhirnya akan mengganggu kelestarian lingkungan hidup, mereka memilih untuk menjual atau menyumbangkan pakaian bekas yang masih layak pakai. Pasokan yang meningkat yang diiringi dengan permintaan yang juga besar atas pakaian bekas  akan mendorong pertumbuhan perdagangan resale apparel ini

China dan Korea Selatan akan memimpin dalam peningkatan perdagangan pakaian bekas ini karena sudah mapannya platform penjualan online dinegara mereka. Kedua negara inilah yang akan mendorong pertumbuhan cepat penjualan pakaian bekas diwilayah Asia Pasifik. (GlobalData)

JERMAN

Lenzing dan Karl Meyer Group menyepakati untuk melaksanakan kemitraan strategis untuk mempromosikan pemakaian bahan baku bebas fosil dan mendorong mata rantai nilai tekstil yang lebih ramah lingkungan hidup. Kemitraan strategis ini sebagai jawaban mereka atas tuntutan konsumen untuk dapat memperoleh pakaian yang secara estetika menarik untuk dipakai dan proses produksinya  selaras dengan prinsip sustainability.

Dalam proses produksinya mereka menggunakan bahan baku serat filamen dari tumbuh-tumbuhan yang biodegradable yaitu Tencel yang diproduksi di mesin rajut datar Stoll. Dengan menggunakan serat Tencel Lyocell dan serat Tencel zero-carbon yang diproduksi pada mesin rajut Stoll diyakini akan menjadi solusi inovatif mengurangi jejak karbon (carbon footprint) dalam proses produksi. Lenzing menyatakan bahwa melalui kemitraan dengan grup Karl Mayer ini mereka telah secara proaktif memenuhi tuntutan konsumen untuk memproduksi pakaian yang pro lingkungan hidup.

CEO Karl Mayer Group menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan para perintis diseluruh rantai nilai tekstil untuk menyediakan solusi cara produksi tekstil yang memiliki dampak lingkungan terendah. Dengan menggunakan bahan baku yang bebas minyak bumi yang diproduksi Lenzing maka mereka  sudah menjalankan prinsip produksi yang sustainability dan akan membuka potensi pengembangan banyak produk baru.

Visi bersama Lenzing dan Karl Mayer Group untuk mengurangi jejak karbon (carbon footprint) dalam proses produksi,  yang diikuti dengan adopsi sumber energi terbarukan dipabrik tekstil telah menggabungkan antara sustainability dan inovasi untuk mencapai emisi karbon yang rendah, menggunakan serat nabati yang bebas bahan bakar fosil dalam proses produksinya.  (Just Style)

VIETNAM

Crystal International sedang fokus melakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan di Vietnam dalam rangka inovasi produk kain dengan arah penguatan kemampuan sumber lokal negara tersebut yang selaras dengan kepentingan lingkungan hidup. Crystal Denim, salah satu divisi denim di group Crystal International bermitra dengan beberapa produsen kain guna memperkenalkan berbagai koleksi kain mereka yang lebih ramah lingkungan hidup dan melaksanakan praktek sustainabilitas dan proses produksi.

Crystal Denim telah membentuk tim 3D khusus di Vietnam untuk menyempurnakan pengambilan sampel virtual dipabrik, mengurangi waktu tunggu proses dan menekan pemborosan dalam pengambilan sampel. Target peningkatan kemampuan pengembangan virtual sebesar 50% diharapkan dapat dicapai pada tahun 2023 ini.

Selain itu, pabrik denim secara intensif menggunakan teknologi laser, enzim tanpa air, bahan kimia ramah lingkungan, mesin cuci pemuatan depan, dan mesin cuci E-flow untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan menerapkan rasio air rendah ramah lingkungan dalam mencuci selama proses laundry.

Baru-baru ini Crystal Denim bermitra dengan Advance Denim dan Prosperity Textile Vietnam telah melakukan inovasi membuat  sembilan jenis kain baru dan menghasilkan lebih dari 20 produk. Terkait dengan sirkularitas, kain yang dikembangkan terbuat dari bahan baku 100% daur ulang, yang terdiri atas: limbah kapas pra-konsumen, spandex daur ulang, dan polyester daur ulang. Bahan baku daur ulang dari Advance Denim dipadukan oleh Crystal Denim dengan teknik Invinity Blue Wash untuk mendapatkan kain denim ramah lingkungan yang mempunyai karakteristik dan corak yang khas.

Kerjasama dengan Prosperity Textile difokuskan pada produk-produk yang bersifat biodegradable, menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan menawarkan kain dengan kelenturan yang memberi kenyamanan bagi pemakainya, marbling yang indah, tampilan yang autentik dengan beragam karakteristik.

Kolaborasi dengan pabrik-pabrik  lokal Vietnam ini ditujukan untuk melokalkan rantai pasok bahan baku, dengan demikian Crystal Denim dapat menekan biaya produksi dengan mengurangi biaya transport, mengurangi emisi karbon, memperkecil konsumsi energi secara signifikan. Penurunan biaya bisa mencapai 25% dan pada saat yang sama dapat mengurangi waktu tunggu proses hingga 80%.

Crystal Denim menyatakan bahwa mereka mempelopori penggunaan bahan baku lokal dan mempercepat terciptanya kolaborasi rantai pasok untuk mendorong sinergi antara sektor hulu kehilir dalam pengembangan pakaian jadi jeans yang eksklusif bagi pelanggan. (Just Style)

INGGERIS

Suatu study yang disebut Battling Basket Abandonment yang dilakukan pada 25 Mei 2023 mengungkapkan bahwa jutaan pembeli merasa frustasi dalam proses pembayaran transaksi online, menyebabkan satu dari empat transaksi potensial menjadi gagal. Dalam kurun waktu 12 bulan terakhir terlihat adanya kegagalan pada titik pembayaran ini mencakup batalnya transaksi bernilai 32 miliar Poundsterling

Penyebab utama gagal transaksi ini adalah: kurangnya pilihan cara pengiriman yang ditawarkan, biaya pengiriman yang mahal dan lamanya waktu pengiriman. Ekspektasi soal pengiriman merupakan prioritas utama bagi konsumen di seluruh dunia dan memainkan peran penting dalam pengalaman transaksi pembelian via online mereka. Gagal dalam pemenuhan ekspektasi ini akan berdampak langsung dalam perolehan pelanggan, berkurangnya jumlah transaksi yang terjadi dan kecilnya  repeat order (pembelian ulang dari konsumen). Konsumen mengharapkan minimal adanya lima opsi pengiriman, tapi umumnya peritel online  non-makanan hanya menawarkan kurang dari tiga.

Hasil survey terhadap lebih dari 100 peritel online menunjukkan bahwa hambatan terbesar dalam memperbanyak pilihan pengiriman disebabkan oleh biaya operasional yang tinggi bila mengikat kerja sama dengan banyak operator pengiriman.

Penyebab terhentinya proses transaksi online antara lain disebabkan:

Perbedaan ekspektasi antara konsumen yang berumur dibawah 45 tahun (biasa disebut sebagai digital natives) dan konsumen diatas 45 tahun (digital adopters). Digital natives lebih rendah toleransinya atas gangguan selama proses transaksi dan segera meninggalkan peritel untuk pindah ke peritel lain.

Kelompok umur 25-44 tahun (golongan milenial) menunjukkan kesediaan tertinggi untuk membayar opsi pengiriman, 95% millennial bersedia membayar untuk layanan pengiriman premium, diatas rata-rata 78% dari semua kelompok umur yang lain.

Peritel menyatakan bahwa area yang paling penting untuk memenuhi harapan pelanggan adalah memperbanyak pilihan pengiriman, dalam angka terlihat sebagai berikut:

45% pelanggan menghendaki banyaknya pilihan pengiriman

44% pelanggan berkeinginan untuk mendapatkan pengiriman gratis atau diskon biaya pengiriman

Selebihnya pelanggan menghendaki waktu pengiriman yang cepat

Pengembalian barang juga menjadi persoalan antara peritel dan pelanggan, pelanggan lebih bersedia untuk membayar sejumlah uang  daripada menghadapi kerumitan  dan lamanya proses pengembalian barang. Dalam hal ini terdapat perbedaan kelompok pelanggan, 76% pelanggan berumur dibawah 45 tahun bersedia mengeluarkan uang untuk menghindari kerumitan dalam proses pengembalian dibandingkan dengan 34% kelompok umur diatas 45 tahun

Penelitian ini memvalidasi bahwa opsi pengiriman dapat menyebabkan gagalnya transaksi, untuk itu para peritel harus menyadari adanya pergeseran yang jelas dari pendekatan tradisional mengarah ke penyediaan mitra multi-operator yang memberikan pilihan pengiriman yang lebih banyak bagi pelanggan.

Ekspektasi pelanggan sekarang lebih tinggi dari sebelumnya, mereka menuntut proses pembelian online yang tidak rumit, tingkat toleransi mereka mejadi lebih rendah atas kemudahan, banyaknya pilihan pengiriman dan waktu kirim yang cepat. Para pelanggan ini akan lari dari peritel yang tidak mampu memberikan apa yang yang mereka harapkan, yang akan menyebabkan peritel merugi dan tidak mampu bersaing dalam kondisi pasar online yang sangat kompetitif sekarang ini. (Just Style)

BANGLADESH

Disekitar Dhaka, Bangladesh terdapat tidak kurang dari 4.500 pabrik garment. Industri pakaian jadi ini terus mendorong pertumbuhan ekonomi negara Bangladesh, memberikan peran pertumbuhan rata-rata 6%  sejak tahun 2007. Industri garment Bangladesh  berkontribusi sekitar 80% dari pendapatan ekspor negara tersebut. Dinyatakan bahwa posisi jawara ekspor pakaian jadi dipasaran ekspor Dunia dipegang oleh negara China dan nomor duanya adalah Bangladesh.

Negara tujuan ekspor pakaian jadi Bangladesh yang terbesar adalah negara-negara Eropa dengan prosentase 61%. Di Eropa, Jerman dan Inggeris mengimpor pakaian rajut Bangladesh dengan prosentase cukup besar yaitu 24%.  Amerika Serikat mengambil porsi 21% dari total ekspor garment Bangladesh, untuk pakaian dari bahan rajut Amerika mengambil peran terbesar dengan prosentase 37%. Diluar negara-negara Eropa dan Amerika, Kanada merupakan tujuan ekspor Bangladesh dengan nilai ekspor sekitar US$1 miliar.

Pada tahun 2021 nilai ekspor pakaian jadi Bangladesh mencapai US$31,46 miliar, meningkat dari tahun sebelum yang sebesar US$28 miliar. Dengan pakaian jadi sebagai primadona ekspor dari negara Bangladesh, yang menopang pertumbuhan ekonomi negara tersebut maka industri hulu tekstil menjadi penting dan mendapat perhatian penuh dari pemerintah guna menopang ketersediaan bahan baku dan pada gilirannya industri hulu juga mendapat manfaat dari pertumbuhan ekspor pakaian jadi ini.

Pasar tekstil di Bangladesh cukup terfragmentasi, kondisi pasar sangat kompetitif karena adanya sejumlah perusahaan tekstil regional dan bahkan global. Strategi yang mereka gunakan untuk menghadapi persaingan ini antara lain: melakukan inovasi produk, agresif melakukan ekspansi, menjalankan taktik merger dan akuisisi. Beberapa pemain besar di industri tekstil Bangladesh sebagai berikut: Ha-Meem Group, Noman Group, Beximco Textile Division Limited, Square Textile Ltd, DBL Group, Thermax Group, Viyellatex Group, Epyllion Group dan Mohammadi Group. (MordorIntelligence)

(Red B-Teks/Indra I)

Views: 32

One thought on “WARTA DUNIA Edisi 30

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *