InternasionalNews

WARTA DUNIA 22

BULETIN TEKSTIL.COM/ Jakarta

INGGERIS

WRAP, suatu lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang perubahan iklim melakukan penelitian di Inggeris dan memberikan saran kepada Brands dan Retailer untuk melakukan perubahan design produk pakaian jadi mereka guna mengurangi pengaruh buruk terhadap lingkungan hidup. Beberapa alternatif yang diusulkan antara lain: penyewaan pakaian dan upaya untuk menuju sirkularitas dalam kegiatan produksi.

Dalam penelitiannya WRAP menyimpulkan pola perilaku masyarakat Inggeris dalam belanjapakaian yang dapat diaplikasikan dalam perencanaan produksi pakaian bagi konsumen

sebagai berikut:

  1. 45% warga Inggris membeli pakaian setidaknya sebulan sekali, 13% membeli pakaian setiap minggu. Usia adalah faktor kunci, 81% warga berusia 18-24 tahun membeli pakaian setidaknya sebulan sekali. Frekuensi pembelian meningkat seiring dengan naiknya tingkat kesejahteraan warga.
  2. Sekitar 23% konsumen secara teratur membeli pakaian untuk digunakan dalam waktu singkat untuk kemudian dibuang.
  3. 54% warga Inggris mengatakan bahwa mereka senang membeli barang bekas/vintage, Wanita lebih menyukai pakaian bekas dari pada pria, warga yang berusia 65 keatas paling tidak menyukai pakaian bekas.
  4. 39% warga Inggeris memiliki lemari pakaian yang berantakan dan sulit mengetahui isi lemari mereka, prosentase ini meningkat pada rentang usia 18-34 tahun dengan besaran 46% dan mereka yang memiliki anak sebesar 43%.
  5. 59% warga Inggris berusaha keras untuk menjaga pakaian mereka, dibandingkan dengan 41% yang tidak. 57% mencari cara untuk memperbaiki barang yang rusak untuk tetap dapat digunakan. (Just Style)

INDIA

Industri TPT India mempunyai kekuatan dalam setiap sektor sejak dari hulu sampai kehilirnya. Terdiversifikasi secara lengkap dari kain hasil tenun tradisonil, tekstil kerajinan tangan, kain sutera hingga ke industri TPT modern yang menggunakan teknologi padat modal dan kapasitas produksi massal. Dalam klasifikasi TPT modern ini tercakup industry pembuatan serat, pemintalan, pertenunan, perajutan dan proses pencelupan/pencetakan kain dan penyempurnaan dan diujungnya proses pakaian jadi dan barang tektil lainnya.

Secara value, industri TPT India dalam negeri mencapai angka US$150,5 miliar. Ekspor tekstil India dalam tahun 2021 mencapai angka US$41 miliar, yang terdiri atas: Pakaian jadi US$12 miliar, tekstil rumah tangga US$4,8 miliar, ekspor kain US$4 miliar, ekspor benang US$3,8 miliar, serat US$1,8 miliar dan lain-lainnya. Konsumsi domestik TPT India sebesar US$75 miliar yang terbagi atas: pakaian jadi US$55 miliar, technical textile US$15 miliar dan tekstil rumah tangga US$5 miliar.

Negara tujuan ekspor India yang utama adalah Amerika Serikat dengan pangsa 27%, Uni Eropa sebesar 18%, Bangladesh 12% serta Uni Emirat Arab sebesar 6%. Impor utama India adalah serat wool mentah yang didatangkan dari empat negara asal utama yaitu: Australia, Selandia Baru, Cina dan Turki. Penanam modal utama dalam industri TPT India berasal dari negara-negara: Jepang, Mauritius, Itali dan Belgia

SWISS

Pabrik yang merupakan pilot proyek daur ulang (recycle) tekstil dibangun oleh Worn Again Technologies di Winterthur Swiss. Untuk keperluan pembangunan ini Worn telah mengumpulkan pendanaan sebesar US$30,5 milyar.

Worn fokus dalam membangun pabrik tekstil yang memungkinan terciptanya rantai nilai berkelanjutan (sustainability), ramah terhadap lingkungan hidup, dan mempunyai kemampuan untuk berproduksi atas dasar strategi melingkar tanpa menyisakan limbah atau apa yang dikenal sebagai close loop proses produksi. Pabrik direncanakan untuk mencapai kapasitas produksi 1.000 ton tekstil pertahun dengan menggunakan teknologi terbaru dalam proses polimer. CEO Worn Again Technologies Erik Koep membanggakan bahwa proyek ini menunjukkan bukti komitmen mereka untuk membangun industri tekstil daur ulang. Dinyatakan bahwa sekarang inilah waktu untuk memulai pembangunan industri tekstil yang memungkinkan terciptanya sirkular ekonomi kolaboratif tekstil dan produksi tekstil (TPT). Pada bulan Juni yang lalu Worn telah meluncurkan gagasan pembangunan Swiss Recycling Ecosystem yang menjadi tonggak penting dalam peningkatan teknologi daur ulang.

Ekosistem ini merupakan jaringan terpadu yang terdiri atas: produsen TPT, pengumpul dan pemilah limbah tekstil, pemilik Brands, penyedia teknologi/permesinan, kesemua unsur ini akan bekerjasama secara kolaboratif membangunan visi sustainability di industri TPT. (Just Style)

ITALI

Kain denim stretch yang digandrungi kawula muda, terlihat menarik dalam kenampakan dan nyaman dipakai, mendominasi pasar pakaian jadi. Awalnya kain jenis ini dibuat dengan menggunakan benang kapas yang dicampur bahan sintetis berbasis minyak bumi yang memerlukan waktu ratusan tahun untuk terurai dengan baik ditempat pembuangan sampah, jelas bahwa bahan seperti ini berpotensi merusak lingkungan hidup.

Sampai suatu saat, Alberto Candiani seorang ahli tekstil di Milan, melihat daging asap salami yang tergantung ditoko lokal dikotanya menggunakan selongsong yang terbuat dari karet alam. Disini dia melihat peluang untuk menggantikan bahan elastane yang digunakan kain stretch denim dengan menciptakan teknologi COREVA.

Diperkirakan sekian miliar pakaian denim stretch yang dibuang ketempat sampah atau dibakar yang tentunya dapat menyebabkan polusi udara akibat asapnya yang dapat mengganggu kesehatan. Dengan menggunakan teknologi COREVA maka penggunaan elastane sebagai pemberi efek stretch pada kain denim digantikan dengan dengan bahan baku berbasis bio yang ramah lingkungan sesuai standard UE EN 13432.

Proses pembuatan bahan baku ini dilakukan dengan cara yang innovative yaitu serat kapas yang dibungkus dengan karet alam. Produk ini dipatenkan oleh Candiani dan dalam kenyataannya produk ini tidak mengurangi kualitas kain jeans yang dibuat dalam hal: elastisitas, daya tahan dan kualitas fisik lain dari kain denim stretch mereka.

Dalam kondisi sumber daya alam semakin berkurang dan tempat pembuangan sampah dipenuhi oleh limbah pakaian bekas maka inovasi untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan hidup memang harus mendapat perhatian penuh semua pihak.

Selama ini Candiani mensuplai kain denim stretch ini ke Denham the Jeans Maker dan Stella McCartney. Kedepannya teknologi COREVA sudah menarik perhatian tidak kurang dari 15 merek terkenal Dunia yang lain, termasuk: Huit, Kings of Indigo dan Dondup. (Euratex)

JEPANG

Transaksi Dagang Luar Negeri TPT Jepang dalam angka

(red B-Teks/Indra I)

Hits: 18

One thought on “WARTA DUNIA 22

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *